Sekitar jam lima pagi vidi sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan. Ditengah jalur trek menuju puncak Mahameru kami memutuskan untuk break.
“Ayo sedikit lagi kita sampai” aku
berusaha menyemangatinya… “kita break
dulu, sudah tidak sanggup” tegas vidi sambil menahan rasa lelah. “kita
cari tempat yang agak landai untuk beristirahat..” Kami berdua beristirahat
diatas batu besar yang memungkinkan kami untuk tidak terperosot kebawah di
jalur trek dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Terlihat pendaki-pendaki
lain yang juga sedang berjuang mencapai puncak. Sesekali mereka menengok kearah
kami sambil tersenyum dan menyapa. Terlihat wajah mereka yang kelelahan dan
juga kedinginan. “mas saya bisa ikut
gabung gak? saya terpisah dari rombongan..”. Tanya salah satu pendaki,
sambil ikut break bersama kami… saya:
”oh boleh, silahkan,, tpi teman saya
dalam keadaan drop, entah bisa lanjut naik atau tidak,,oh iya mas bisa minta
airnya tidak? teman saya sepertinya dehidrasi”… pendaki tersebut: “oh ia ada, tapi tinggal sedikit”
(sambil mengeluarkan botol berisi sedikit air dari tas kecilnya ),, ,, Saya:“wah,
ini airnya tinggal sedikit, boleh dihabiskan?”.. Pendaki Tersebut:”ia gak papa, dihabisin aja,,”.
sebenarnya tidak tega, tapi mau bagaimana lagi, sepertinya dia jauh lebih sehat
disbanding vidi,, mungkin dia masih bisa bertahan sampai puncak tanpa air, atau
paling tidak bisa minta pada pendaki lain saat berpapasan.